Visi, Konsep Pengembangan, Program, Kegiatan dan Biayanya
Konsern serta fokus yang sengaja dipilih melalui kehadiran Taman Tani Lestari Sesawi – LPPS FLORES ini ialah persoalan pangan yang oleh Sesawi Flores dilihat sebagai hal penting. Ia penting karena berkaitan dengan soal hidup, menjadi bentuk pengungkapan iman kepada Allah yang menyediakan makanan bagi hidup segala makhluk serta merupakan langkah strategis untuk keluar dari masalah kemiskinan dan masalah ketidak-mampuan untuk membiayai pendidikan anak-anak.
Jadi titik tolak yang dipakai ialah konsern pastoral untuk mendampingi masyarakat terutama manusia muda untuk secara bertanggung jawab menyediakan pangan (pastoral pertanian) dengan peduli terhadap keutuhan alam ciptaan (eco-pastoral). Hal ini dilakukan dengan membekali para kader tani muda dengan ketrampilan di bidang pertanian dengan segala sub sektornya. Dan bentuk kelihatannya adalah sebuah “taman” untuk pangan, yang dikelola secara terpadu, lestari dan organik, kendatipun lahannya kecil.
mendampingi tani muda dengan Visi Eco - Pastoral dan menghidupkan kembali pilihan Pastoral Pertanian dari misionaris svd di flores
Kehadiran Taman Tani ini berangkat dari sebuah visi yang menyertainya, yakni bahwa karya ini adalah partisipasi kita sebagai umat Tuhan untuk menghidupkan secara di sini dan sekarang ini pilihan Allah untuk menyediakan makanan atau pangan bagi umatNya secara khusus dan bagi seluruh makhluk ciptaanNya. Karena itu karya ini adalah sebuah karya pastoral, yang secara khusus dimaksudkan untuk mendampingi para petani agar bisa menghasilkan pangan secara bermartabat dan bertanggung jawab.
Panggilan untuk menghasilkan pangan yang bermartabat ini sekaligus bermaksud juga untuk membangkitkan harga diri petani sebagai ibu yang memberikan makanan kepada sesamanya serta ibu yang melahirkan kehidupan. Hal memberikan makanan ini adalah hal vital dalam hidup seorang manusia.
Lebih lanjut sebagai anggota Gereja, kita sangat paham bahwa akan apa yang selalu diperdengarkan kepada kita dalam berbagai tempat dan kesempatan soal ekaristi sebagai puncak dan sumber hidup orang Kristen. Mengatakan “Ekaristi sebagai puncak dan sumber hidup orang beriman” seharusnya disertai kesadaran bahwa dalam Ekaristi kita menerima Yesus Tuhan yang memberikan diriNya sebagai ROTI HIDUP, sebagai PANGAN ABADI, yang bahan-bahan dasarnya adalah hasil karya tani, seperti roti dan anggur.
Jadi Ekaristi itu berhubungan erat dengan persoalan memberikan makanan, persoalan menyediakan pangan. Ia berhubungan dengan dunia pertanian, dengan para petani.
Para kader tani muda di Taman Tani ini akan dibekali kesadaran mendasar yang menjadi visi atau semangat penggerak keterlibatan mereka di bidang pertanian organik. Visi pastoral pertanian ini juga diperkuat oleh kesadaran bahwa perhatian terhadap soal makanan harus juga berhubungan dengan kepedulian kepada seluruh alam ciptaan yang dilihat bukan lagi sebagai obyek tetapi partner dalam upaya manusia menghidupkan dirinya. Karena itu visi ini berhubungan juga dengan eco – pastoral, sebuah pendekatan pastoral yang menjadikan lingkungan hidup sebagai bingkai karyanya.
Pilihan seperti ini bukanlah pilihan baru, tetapi telah menjadi model berpastoral dari para misionaris yang pernah berkarya di wilayah ini. Tokoh-tokoh seperti Pater Hubertus Hermens SVD dengan proyek pengairan Zaa di wilayah kecamatan Golewa, ataupun P. Adrianus Mommerstag SVD di wilayah Soa, serta berbagai tokoh lainnya yang mendapatkan pengakuan daerah NTT, sesungguhnya menunjukkan kepada kita bahwa pastoral pertanian adalah karya pastoral yang masih relevan dan perlu didampingi oleh Gereja. Karya ini adalah karya untuk hidup dan alangkah baiknya kalau orang muda kita didampingi untuk menjalankan pilihan pastoral ini dengan penuh kesadaran.
2.2. “taman pangan” terpadu, lestari dan organik
Bagaimana visi pastoral pertanian dan eco-pastoral di atas diterjemahkan dalam konsep yang dikembangkan di lapangan? Di taman tani ini diberlakukan sebuah konsep yang dikenal dengan “Taman Pangan” terpadu, lestari dan organik.
Taman Pangan untuk Kehidupan Keluarga
Sejalan dengan visi pastoral pertanian, Taman Tani ini dikembangkan sebagai sebuah TAMAN yang menghasilkan pangan yang bermutu, lestari dan organik. Seperti halnya sebuah taman menghasilkan keindahan karena aneka tanaman hias yang ada di dalamnya, Taman Tani ini bermaksud menghasilkan pangan yang baik dan bermartabat dari aneka kegiatan atau unit usaha yang dijalankannya.
Ditata secara baik dan mengutamakan aspek keindahan sebuah taman tetapi dengan tujuan untuk menghasilkan pangan yang baik dan bermutu, sehingga bermanfaat bagi kehidupan keluarga dan masyarakat.
Konsep ini sebenarnya menghidupkan apa yang oleh pemerintah melalui Departemen Pertaniannya telah digulirkan di tengah masyarakat yakni konsep Rumah Pangan Lestari.
Sasaran jauh yang hendak dicapai ialah menganimasi masyarakat untuk menggunakan penkarangannya sekecil apapun untuk menjadi Taman Pangan bagi kehidupan anggota keluarga masupun masyarakat di sekitarnya.
Dikelola secara Terpadu dalam Bentuk Mini Farming
Sesuai dengan nama yang diadopsinya yakni “Sesawi”, Taman Tani ini berbentuk kecil, mini dalam sebuah konsep Mini Farming yang dikelola secara terpadu dan saling mendukung. “Tidak ada yang terbuang”, itulah filosofi yang dibangun di Taman Tani ini. Pemanfaatan bahan makanan, air, tanah dikelola sebagai satu kesatuan untuk saling menunjang semua kegiatan atau usaha yang dijalankan di tempat ini.
Sebagai contoh, air yang dipakai di Taman Tani ini adalah luapan air sisa dari Kemah Tabor, Mataloko. Air ini ditampung di dalam bak bawah tanah dan di kolam-kolam ikan, yang kemudian digunakan juga untuk membersihkan kandang, menyiram tanaman dan menghidupkan ikan-ikan di kolam-kolam yang tersedia. Contoh lain ialah limbah ternak digunakan sebagai pupuk yang dipakai kembali oleh kebun, sawah organik, dan lain-lain. Selain itu pagar yang mengelilingi peternakan berisi tanaman-tanaman yang menjadi makanan ternak di peternakan ini. Begitupun sisa sayuran yang dibersihkan menjadi makanan bebe, makanan ternak untuk mencukupi suplai hijauan bagi ternak ternak di sini.
Lestarikan Alam dan Budaya
Komitmen untuk melestarikan alam lingkungan serta menghargai budaya lokal menjadi kekuatan dari Taman Tani ini. Penegmbangan babi di peternakan di sini menjawab permintaan akan babi-babi yang sangat vital dibutuhkan oleh masyarakat di wilayah ini, baik untuk konsumsi harian, maupun untuk keperluan ritus agama, adat dan kebutuhan sosial lainnya.
Pengelolaan Taman Tani ini dijalankan secara ramah lingkungan dan limbah yang masuk kembali ke lokasi umum adalah limbah yang telah dimurnikan. Kehadiran enceng gondok menjadi tumbuhan penyaring racun kimia, sehingga air yang masuk kembali ke kali menjadi tidak berbahaya bagi kesehatan tumbuhan, ternak dan manusia.
Melestarikan budaya setempat menjadi komitmen dari Taman Tani ini. Semua kegiatan yang terjadi di sini mengadopsi juga kebiasaan lokal dan kebijaksanaan lokal masyarakat. Keinginan untuk menghidupkan kembali kebiasaan budaya lokal seperti injak padi, syukur panen dan berkat benih menjadi kebiasaan yang dihidupkan di sini.
Komit terhadap yang Organik
Akhirnya komit terhadap yang organik menjadi ciri khusus dari Taman Tani ini. Hal ini sejalan dengan kursus lanjutan yang akan diikuti oleh para peserta kursus di sini yang sangat memberikan tekanan kepada yang organik dan non kimiawi.
Dalam kenyataannya, semua kegiatan dan usaha di taman tani ini memang mengandalkan semua produk organik, yang dikelola sendiri di tempat ini. Ini perlu dibuat agar konsep murah dan bisa dihasilkan sendiri bisa sepenuhnya hidup di sini. “GO ORGANIK, YES!!” atau “MARI BERTANI LESTARI DAN ORGANIK!” adalah semboyan yang hidup di taman tani ini di antara peserta dan pengelola Taman Tani ini.
“learning by doing” – Paket Program dan Kegiatan
Kegiatan yang dijalankan di Taman Tani ini adalah kegiatan dan usaha di bidang pertanian dengan berbagai sub bidangnya. Usaha utama yang ada di sini adalah peternakan babi, yang dikelola secara modern tetapi dengan menggunakan bahan-bahan makanan lokal. Menunjang peternakan babi, dikembangkan juga kebun pakan baik untuk jagung, kedele dan ubi-ubian, maupun sawah organik dan kebun buah Plus. Tumbuhan-tumbuhan yang ditanam di dalam Kebun Pakan ini semuanya digunakan untuk keperluan ternak babi. Juga beternak bebek atau unggas, pengembangan ikan lele serta pertanian sayur-sayuran lainnya.
Peternakan Babi dan Pengelolaan Pakannya
Peternakan babi di sini dikembangkan sebagai pusat pembibitan babi berkualitas yang bisa dikembangkan untuk penggemukan di sini maupun untuk dijual kepada masyarakat. Adapun jenis-jenis babi yang dikembangkan di sini bervariasi, mulai dari jenis lokal untuk keperluan adat istiadat setempat, maupun jenis unggulan lainnya seperti VdL, babi Batam dan jenis Durox yang bisa memberikan hasil lebih cepat dan lebih banyak.
Unit peternakan babi di sini terdiri dari dua bahagian yakni pembibitan dan penggemukan. Hendak disiapkan hingga 20 induk untuk bibit serta 2 pejantan. Di masa depan diharapkan metode inseminasi buatan menjadi pilihan di peternakan ini.
Untuk menghidupkan peternakan babi ini, makanannya dikelola dengan menggunakan pakan lokal yang mengandung kadar gisi memadai serta memenuhi kebutuhan gizi standar. Dengan menggunakan metode fermentasi, ‘makanan bibit” ini menjadi andalan dalam pemberian pakan ternak.
Dalam hubungan dengan pelatihan di bidang peternakan babi, peserta kursus juga akan didampingi untuk menghasilkan pakan babi berkualitas, pembuatan biotin (zat perangsang pertumbuhan babi), pembuatan insektisida alamiah, pestisida nabati, analisis usaha ternak dan pemberian pakan serta pengelolaan kandang.
Peternakan Unggas dan Jamu Alami Sehat Ternak
Selain ternak babi, dikembangkan juga ternak bebek dan itik, serta unggas pada umumnya, yang dimaksudkan untuk menyediakan bibit berkualitas untuk diberikan kepada para alumninya dan pemenuhan kebutuhan telur bagi makanan para peserta kursus di taman tani ini.
Pilihan untuk mengembangkan unggas di Taman Tani ini dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa produk ini mudah dikembangkan dan bisa memenuhi kebutuhan akan telur, daging dalam waktu yang relatif singkat dan berkesinambungan. Juga penyediaan pakannya mudah disiapkan, bahkan bisa diberikan pakan babi yang telah ada.
Dan untuk menjaga kesehatan ternak unggas ini, Taman Tani ini telah juga menghasilkan Jamu Alami Sehat (JAS) Ternak dengan nama JAS TERNAK “Sesawi Takatunga”.
Pertanian Hortikultura
Walaupun lahan Taman Tani ini sangat sempit, di sini diusahakan juga pengelolaan kebun sayur dengan menggunakan lahan sewaan atau pinjaman di sekitar peternakan ini. Dikelola oleh para alumni kursus pertanian di Karang Widya – Cianjur, mereka juga melatih para calon peserta kursus untuk membuat petak sayur, menanam semua jenis sayuran yang bisa dikembangkan di sini seperti sawi, kol, tomat, terong, lombok, bawang, dan lain-lain.
Juga tanaman sayuran lokal seperti labu siam, labu besi, pepaya dan lain-lainnya baik untuk makanan bagi para peserta maupun bagi makanan ternak.
Untuk mengatasi sempitnya lahan, cara vertikultur dikembangkan juga di sini atau penanaman sayuran dengan media pot, karung, polibag, dll.
Kebun Pakan dan Kebun Buah Plus
Bagian penting dari konsep peternakan di Taman Tani ini ialah kebun pakan yang ditanami dengan bahan pakan ternak seperti hijauan berupa lamtoro, turi, marungge, ubi kayu dan rami; ubi-ubian seperti ketela pohon, ubi talas, labu besi dan ganyom; jagung, kacang kedele.
Selain itu dikembangkan juga kebun Buah Plus yang diisi dengan tanaman buah secara khusus pepaya, buah naga, strawberry serta tanaman sela lainnya berupa jahe, lengkuas, kunyit, yang dimaksudkan untuk menyediakan bahan untuk pengolahan sari jahe, Jas Ternak, dan tanaman untuk rempah rempah lainnya.
Sawah Organik
Taman Tani ini juga mengembangkan sawah organik dengan penerapan metode SRI (System Rice Intensification). Lokasi yang diambil adalah di pengairan Zaa, desa Were III, kecamatan Golewa. Bila memungkinkan sawah organik ini akan dipadukan dengan penebaran benih ikan lele.
Konsep yang dikembangkan di sini diadopsi dari metode yang disebarkan oleh World Education Indonesia, yang telah berpengalaman dalam mendampingi suku-suku asli dan pelestarian lingkungan hidup serta benih benih lokal yang bermutu dan berdaya saing global.
Tambak/Kolam Ikan Air Tawar
Selain pertanian dan peternakan, Taman Tani ini juga mengembangkan perikanan air tawar, yang secara khusus memberikan perhatian kepada ikan lele, nila dan ikan patin.
Konsep yang diadopsi di sini ialah keterpaduan dengan usaha lainnya yang telah ada. Karena itu kolam ikan lele dikembangkan persis berdampingan dengan peternakan babi, dengan memanfaatkan lahan sisa dari peternakan ini. Untuk pengembangan lebih lanjut telah diceta 8 kolam ikan di Agi-Godhogi, desa Takatunga, kecamatan Golewa, Ngada.
Yang hendak dikembangkan di sini ialah pembenihan ikan, agar persoalan benih ikan yang mahal bagi masyarakat bisa diatasi. Sebagaimana disebutkan di atas, penebaran ikan lele ini akan juga memanfaatkan lokasi sawah organik yang telah ada di Taman Tani ini.
Pengolahan Pupuk Organik (Padat dan Cair)
Menggunakan limbah ternak serta tanaman yang dihasilkan, Taman Tani ini juga mengolah pupuk organik, baik padat maupun cair dalam kerja sama dengan Perkebunan SVD Waturia, Magepanda, Sikka. Sama halnya dengan pelatihan pembuatan pakan, pelatihan pengolahan pupuk organik ini diberikan oleh Br. Hilarius Embu SVD. Para alumni kursus pertanian dari Cianjur juga menerapkan apa yang mereka pelajari selama kursus dengan mengolah sendiri pupuk organik di sini.
Oleh karena itu berdasarkan standar yang dipakai, pupuk yang dihasilkan mendekati kualitas pupuk SOLIS (Super Organik dan Lestari Sesawi) yang memiliki lima (5) keunggulannya, yakni : (a) mampu beri produksi tinggi pada tanaman hortikutura terutama cabe, tomat, terung, (b) mampu dan memiliki daya ikat air tinggi sehingga tanah akan tetap lembab terutama pada musim kemarau, (c) terjadi penghematan air pada daerah marjinal /daerah kurang air, (d) mampu dan memiliki daya mengikat Nitrogen tinggi dan melepaskan secara pelahan-lahan sehingga persediaan N tetap ada pada setiap saat, dan (e) memperbaiki struktur tanah dan menjadikan tanah gembur serta merangsang pertumbuhan akar tanaman.
Pengolahan Home Industry : Sari Jahe, Minyak Kelapa, Tahu Tempe dan Produk Olahan Ternak
Taman Tani Lestari Sesawi – LPPS FLORES tak hanya menghasilkan produk pertanian primer, tetapi juga menghasilkan produk olahan yang ditangani sebagai hasil karya industri rumah tangga (home industry). Hal ini bukanlah satu tapak baru tetapi telah dimulai sejak tahun 2000 dengan produk unggulan berupa Sari Jahe Sesawi Takatunga, yang kini memasuki pasar regional dan pasar nasional.
Dalam konsep pengembangannya, produk olahan yang akan dan telah dihasilkan akan memiliki merek dan label sebagai bentuk pertanggungan jawaban produsen terhadap konsumen. Dan produk yang dihasilkan ini berhubungan dengan usaha yang dijalankan di Taman Tani ini, dalam arti limpah produk olahan ini akan diserap langsung oleh pertanian, peternakan dan perikanan. Maka produk yang akan di sini antara lain, sari jahe, minyak goreng kelapa, minyak kelapa murni, tahu dan tempe, sosis dan ham babi, telur asin, dll.
membangun komitmen dan tanggung jawab bersama sebagai sebuah keluarga
Taman Tani ini sangat menyadari bahwa betapapun baiknya kursus dijalankan, hasilnya akan sangat bergantung dari kesediaan para peserta untuk melanjutkan apa yang dipelajari. Ini membutuhkan komitmen dan tanggung jawab yang tidak sedikit.
Mempelajari kenyataan yang ada di tengah masyarakat, bahwa usaha yang baik membutuhkan pengelolaan yang baik juga, maka suasana keluarga sangat diterapkan di sini. Semua peserta yang datang adalah bagian integral dari keluarga Sesawi Flores. Mereka diterima, diperlakukan dan bekerja sebagai satu keluarga, yang diharapkan menjadi kekuatan di kemudian hari, bahwa di manapun mereka ada, mereka akan didukung dan diback-up untuk mengembangkan ketrampilannya.
Persoalan tanggung jawab ini juga menyangkut biaya yang dibutuhkan oleh Taman Tani ini untuk membantu para pesertanya. Taman Tani ini tak membebani keluarga asal dari para peserta yang bergabung dan akan meneruskan kursus mereka ke tingkat yang lebih tinggi. Karena itu pengelola Taman Tani ini mengusahakan bantuan dan sponsor baik dari perorangan maupun lembaga pemerintahan dan NGO, untuk meringankan biayai kursus secara khusus biaya konsumsi bagi para peserta.
Copyright © Ledalero, 18 Oktober 2011 by Ansel Meo SVD