SELAMAT DATANG

Selamat datang ke Laman TTLS-LPPS FLORES, sebuah laman kecil untuk berbagi cerita, info dan kerinduan kami bersama orang-orang muda yang ingin mengembangkan Karya Tani sebagai suatu wirausaha yang menghargai karya pertanian sebagai karya yang bermartabat luhur.
Taman Tani Lestari Sesawi - LPPS FLORES adalah sebuah langkah sederhana di tengah kompleksnya bidang pertanian, yang adalah ibu yang melahirkan kehidupan. Kami tak bermaksud mengubah dunia pertanian, tetapi mengajak sahabat-sahabat untuk lebih mencintainya, mendukungnya dan kalau boleh membantu orang-orang muda tani di Flores untuk mengembangkan wira usaha di bidang yang satu ini.
Karena itu bersama Taman Tani Lestari "Sesawi" - LPPS Flores, kami mengajak sahabat-sahabat kami untuk berbagi, agar "Sesawi" tumbuhan kecil ini sungguh bertumbuh menjadi "pohon kehidupan", di mana banyak orang boleh bernaung, membuat 'sarang' dan mengalami hidup secara berlimpah.
Mari bergabung bersama kami, untuk bersama-sama menuju masa depan yang lebih cerah lewat pendidikan dan pelatihan ketrampilan manusia muda.

Mataloko, 22 Juli 2011
P. Anselm. Meo SVD

Monday, October 17, 2011

7. "TAMAN PANGAN" LEWAT USAHA TANI LESTARI, TERPADU DAN ORGANIK

Visi, Konsep Pengembangan, Program, Kegiatan dan Biayanya
Konsern serta fokus yang sengaja dipilih melalui kehadiran Taman Tani Lestari Sesawi – LPPS FLORES ini ialah persoalan pangan yang oleh Sesawi Flores dilihat sebagai hal penting. Ia penting karena berkaitan dengan soal hidup, menjadi bentuk pengungkapan iman kepada Allah yang menyediakan makanan bagi hidup segala makhluk serta merupakan langkah strategis untuk keluar dari masalah kemiskinan dan masalah ketidak-mampuan untuk membiayai pendidikan anak-anak.
Jadi titik tolak yang dipakai ialah konsern pastoral untuk mendampingi masyarakat terutama manusia muda untuk secara bertanggung jawab menyediakan pangan (pastoral pertanian) dengan peduli terhadap keutuhan alam ciptaan (eco-pastoral). Hal ini dilakukan dengan membekali para kader tani muda dengan ketrampilan di bidang pertanian dengan segala sub sektornya. Dan bentuk kelihatannya adalah sebuah “taman” untuk pangan, yang dikelola secara terpadu, lestari dan organik, kendatipun lahannya kecil.
mendampingi tani muda dengan Visi Eco - Pastoral  dan menghidupkan kembali pilihan Pastoral Pertanian dari misionaris svd di flores
Kehadiran Taman Tani ini berangkat dari sebuah visi yang menyertainya, yakni bahwa karya ini adalah partisipasi kita sebagai umat Tuhan untuk menghidupkan secara di sini dan sekarang ini pilihan Allah untuk menyediakan makanan atau pangan bagi umatNya secara khusus dan bagi seluruh makhluk ciptaanNya. Karena itu karya ini adalah sebuah karya pastoral, yang secara khusus dimaksudkan untuk mendampingi para petani agar bisa menghasilkan pangan secara bermartabat dan bertanggung jawab.
Panggilan untuk menghasilkan pangan yang bermartabat ini sekaligus bermaksud juga untuk membangkitkan harga diri petani sebagai ibu yang memberikan makanan kepada sesamanya serta ibu yang melahirkan kehidupan. Hal memberikan makanan ini adalah hal vital dalam hidup seorang manusia.
Lebih lanjut sebagai anggota Gereja, kita sangat paham bahwa akan apa yang selalu diperdengarkan kepada kita dalam berbagai tempat dan kesempatan soal ekaristi sebagai puncak dan sumber hidup orang Kristen. Mengatakan “Ekaristi sebagai puncak dan sumber hidup orang beriman” seharusnya disertai kesadaran bahwa dalam Ekaristi kita menerima Yesus Tuhan yang memberikan diriNya sebagai ROTI HIDUP, sebagai PANGAN ABADI, yang bahan-bahan dasarnya adalah hasil karya tani, seperti roti dan anggur.
Jadi Ekaristi itu berhubungan erat dengan persoalan memberikan makanan, persoalan menyediakan pangan. Ia berhubungan dengan dunia pertanian, dengan para petani.
Para kader tani muda di Taman Tani ini akan dibekali kesadaran mendasar yang menjadi visi atau semangat penggerak keterlibatan mereka di bidang pertanian organik. Visi pastoral pertanian ini juga diperkuat oleh kesadaran bahwa perhatian terhadap soal makanan harus juga berhubungan dengan kepedulian kepada seluruh alam ciptaan yang dilihat bukan lagi sebagai obyek tetapi partner dalam upaya manusia menghidupkan dirinya. Karena itu visi ini berhubungan juga dengan eco – pastoral, sebuah pendekatan pastoral yang menjadikan lingkungan hidup sebagai bingkai karyanya.
Pilihan seperti ini bukanlah pilihan baru, tetapi telah menjadi model berpastoral dari para misionaris yang pernah berkarya di wilayah ini. Tokoh-tokoh seperti Pater Hubertus Hermens SVD dengan proyek pengairan Zaa di wilayah kecamatan Golewa, ataupun P. Adrianus Mommerstag SVD di wilayah Soa, serta berbagai tokoh lainnya yang mendapatkan pengakuan daerah NTT, sesungguhnya menunjukkan kepada kita bahwa pastoral pertanian adalah karya pastoral yang masih relevan dan perlu didampingi oleh Gereja. Karya ini adalah karya untuk hidup dan alangkah baiknya kalau orang muda kita didampingi untuk menjalankan pilihan pastoral ini dengan penuh kesadaran.
2.2.         “taman pangan” terpadu, lestari dan organik
Bagaimana visi pastoral pertanian dan eco-pastoral di atas diterjemahkan dalam konsep yang dikembangkan di lapangan? Di taman tani ini diberlakukan sebuah konsep yang dikenal dengan “Taman Pangan” terpadu, lestari dan organik.
Taman Pangan untuk Kehidupan Keluarga
Sejalan dengan visi pastoral pertanian, Taman Tani ini dikembangkan sebagai sebuah TAMAN yang menghasilkan pangan yang bermutu, lestari dan organik. Seperti halnya sebuah taman menghasilkan keindahan karena aneka tanaman hias yang ada di dalamnya, Taman Tani ini bermaksud menghasilkan pangan yang baik dan bermartabat dari aneka kegiatan atau unit usaha yang dijalankannya.
Ditata secara baik dan mengutamakan aspek keindahan sebuah taman tetapi dengan tujuan untuk menghasilkan pangan yang baik dan bermutu, sehingga bermanfaat bagi kehidupan keluarga dan masyarakat.
Konsep ini sebenarnya menghidupkan apa yang oleh pemerintah melalui Departemen Pertaniannya telah digulirkan di tengah masyarakat yakni konsep Rumah Pangan Lestari.
Sasaran jauh yang hendak dicapai ialah menganimasi masyarakat untuk menggunakan penkarangannya sekecil apapun untuk menjadi Taman Pangan bagi kehidupan anggota keluarga masupun masyarakat di sekitarnya.
Dikelola secara Terpadu dalam Bentuk Mini Farming
Sesuai dengan nama yang diadopsinya yakni “Sesawi”, Taman Tani ini berbentuk kecil, mini dalam sebuah konsep Mini Farming yang dikelola secara terpadu dan saling mendukung. “Tidak ada yang terbuang”, itulah filosofi yang dibangun di Taman Tani ini. Pemanfaatan bahan makanan, air, tanah dikelola sebagai satu kesatuan untuk saling menunjang semua kegiatan atau usaha yang dijalankan di tempat ini.
Sebagai contoh, air yang dipakai di Taman Tani ini adalah luapan air sisa dari Kemah Tabor, Mataloko. Air ini ditampung di dalam bak bawah tanah dan di kolam-kolam ikan, yang kemudian digunakan juga untuk membersihkan kandang, menyiram tanaman dan menghidupkan ikan-ikan di kolam-kolam yang tersedia. Contoh lain ialah limbah ternak digunakan sebagai pupuk yang dipakai kembali oleh kebun, sawah organik, dan lain-lain. Selain itu pagar yang mengelilingi peternakan berisi tanaman-tanaman yang menjadi makanan ternak di peternakan ini. Begitupun sisa sayuran yang dibersihkan menjadi makanan bebe, makanan ternak untuk mencukupi suplai hijauan bagi ternak ternak di sini.
 Lestarikan Alam dan Budaya
Komitmen untuk melestarikan alam lingkungan serta menghargai budaya lokal menjadi kekuatan dari Taman Tani ini. Penegmbangan babi di peternakan di sini menjawab permintaan akan babi-babi yang sangat vital dibutuhkan oleh masyarakat di wilayah ini, baik untuk konsumsi harian, maupun untuk keperluan ritus agama, adat dan kebutuhan sosial lainnya.
Pengelolaan Taman Tani ini dijalankan secara ramah lingkungan dan limbah yang masuk kembali ke lokasi umum adalah limbah yang telah dimurnikan. Kehadiran enceng gondok menjadi tumbuhan penyaring racun kimia, sehingga air yang masuk kembali ke kali menjadi tidak berbahaya bagi kesehatan tumbuhan, ternak dan manusia.
Melestarikan budaya setempat menjadi komitmen dari Taman Tani ini. Semua kegiatan yang terjadi di sini mengadopsi juga kebiasaan lokal dan kebijaksanaan lokal masyarakat. Keinginan untuk menghidupkan kembali kebiasaan  budaya lokal seperti injak padi, syukur panen dan berkat benih menjadi kebiasaan yang dihidupkan di sini.
 Komit terhadap yang Organik
Akhirnya komit terhadap yang organik menjadi ciri khusus dari Taman Tani ini. Hal ini sejalan dengan kursus lanjutan yang akan diikuti oleh para peserta kursus di sini yang sangat memberikan tekanan kepada yang organik dan non kimiawi.
Dalam kenyataannya, semua kegiatan dan usaha di taman tani ini memang mengandalkan semua produk organik, yang dikelola sendiri di tempat ini. Ini perlu dibuat agar konsep murah dan bisa dihasilkan sendiri bisa sepenuhnya hidup di sini. “GO ORGANIK, YES!!” atau “MARI BERTANI LESTARI DAN ORGANIK!” adalah semboyan yang hidup di taman tani ini di antara peserta dan pengelola Taman Tani ini.
“learning by doing” – Paket Program dan Kegiatan
Kegiatan yang dijalankan di Taman Tani ini adalah kegiatan dan usaha di bidang pertanian dengan berbagai sub bidangnya. Usaha utama yang ada di sini adalah peternakan babi, yang dikelola secara modern tetapi dengan menggunakan bahan-bahan makanan lokal. Menunjang peternakan babi, dikembangkan juga kebun pakan baik untuk jagung, kedele dan ubi-ubian, maupun sawah organik dan kebun buah Plus. Tumbuhan-tumbuhan yang ditanam di dalam Kebun Pakan ini semuanya digunakan untuk keperluan ternak babi. Juga beternak bebek atau unggas, pengembangan ikan lele serta pertanian sayur-sayuran lainnya.
Peternakan Babi dan Pengelolaan Pakannya
Peternakan babi di sini dikembangkan sebagai pusat pembibitan babi berkualitas yang bisa dikembangkan untuk penggemukan di sini maupun untuk dijual kepada masyarakat. Adapun jenis-jenis babi yang dikembangkan di sini bervariasi, mulai dari jenis lokal untuk keperluan adat istiadat setempat, maupun jenis unggulan lainnya seperti VdL, babi Batam dan jenis Durox yang bisa memberikan hasil lebih cepat dan lebih banyak.
Unit peternakan babi di sini terdiri dari dua bahagian yakni pembibitan dan penggemukan. Hendak disiapkan hingga 20 induk untuk bibit serta 2 pejantan. Di masa depan diharapkan metode inseminasi buatan menjadi pilihan di peternakan ini.
Untuk menghidupkan peternakan babi ini, makanannya dikelola dengan menggunakan pakan lokal yang mengandung kadar gisi memadai serta memenuhi kebutuhan gizi standar. Dengan menggunakan metode fermentasi, ‘makanan bibit” ini menjadi andalan dalam pemberian pakan ternak.
Dalam hubungan dengan pelatihan di bidang peternakan babi, peserta kursus juga akan didampingi untuk menghasilkan pakan babi berkualitas, pembuatan biotin (zat perangsang pertumbuhan babi), pembuatan insektisida alamiah, pestisida nabati, analisis usaha ternak dan pemberian pakan serta pengelolaan kandang.
Peternakan Unggas dan Jamu Alami Sehat Ternak
Selain ternak babi, dikembangkan juga ternak bebek dan itik, serta unggas pada umumnya, yang dimaksudkan untuk menyediakan bibit berkualitas untuk diberikan kepada para alumninya dan pemenuhan kebutuhan telur bagi makanan para peserta kursus di taman tani ini.
Pilihan untuk mengembangkan unggas di Taman Tani ini dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa produk ini mudah dikembangkan dan bisa memenuhi kebutuhan akan telur, daging dalam waktu yang relatif singkat dan berkesinambungan. Juga penyediaan pakannya mudah disiapkan, bahkan bisa diberikan pakan babi yang telah ada.
Dan untuk menjaga kesehatan ternak unggas ini, Taman Tani ini telah juga menghasilkan Jamu Alami Sehat (JAS) Ternak dengan nama JAS TERNAK “Sesawi Takatunga”.
Pertanian Hortikultura
Walaupun lahan Taman Tani ini sangat sempit, di sini diusahakan juga pengelolaan kebun sayur dengan menggunakan lahan sewaan atau pinjaman di sekitar peternakan ini. Dikelola oleh para alumni kursus pertanian di Karang Widya – Cianjur, mereka juga melatih para calon peserta kursus untuk membuat petak sayur, menanam semua jenis sayuran yang bisa dikembangkan di sini seperti sawi, kol, tomat, terong, lombok, bawang, dan lain-lain.
Juga tanaman sayuran lokal seperti labu siam, labu besi, pepaya dan lain-lainnya baik untuk makanan bagi para peserta maupun bagi makanan ternak.
Untuk mengatasi sempitnya lahan, cara vertikultur dikembangkan juga di sini atau penanaman sayuran dengan media pot, karung, polibag, dll.
Kebun Pakan dan Kebun Buah Plus
Bagian penting dari konsep peternakan di Taman Tani ini ialah kebun pakan yang ditanami dengan bahan pakan ternak seperti hijauan berupa lamtoro, turi, marungge, ubi kayu dan rami; ubi-ubian seperti ketela pohon, ubi talas, labu besi dan ganyom; jagung, kacang kedele.
Selain itu dikembangkan juga kebun Buah Plus yang diisi dengan tanaman buah secara khusus pepaya, buah naga, strawberry serta tanaman sela lainnya berupa jahe, lengkuas, kunyit, yang dimaksudkan untuk menyediakan bahan untuk pengolahan sari jahe, Jas Ternak, dan tanaman untuk rempah rempah lainnya.
Sawah Organik
Taman Tani ini juga mengembangkan sawah organik dengan penerapan metode SRI (System Rice Intensification). Lokasi yang diambil adalah di pengairan Zaa, desa Were III, kecamatan Golewa. Bila memungkinkan sawah organik ini akan dipadukan dengan penebaran benih ikan lele.
Konsep yang dikembangkan di sini diadopsi dari metode yang disebarkan oleh World Education Indonesia, yang telah berpengalaman dalam mendampingi suku-suku asli dan pelestarian lingkungan hidup serta benih benih lokal yang bermutu dan berdaya saing global.
Tambak/Kolam Ikan Air Tawar
Selain pertanian dan peternakan, Taman Tani ini juga mengembangkan perikanan air tawar, yang secara khusus memberikan perhatian kepada ikan lele, nila dan ikan patin.
Konsep yang diadopsi di sini ialah keterpaduan dengan usaha lainnya yang telah ada. Karena itu kolam ikan lele dikembangkan persis berdampingan dengan peternakan babi, dengan memanfaatkan lahan sisa dari peternakan ini. Untuk pengembangan lebih lanjut telah diceta 8 kolam ikan di Agi-Godhogi, desa Takatunga, kecamatan Golewa, Ngada.
Yang hendak dikembangkan di sini ialah pembenihan ikan, agar persoalan benih ikan yang mahal bagi masyarakat bisa diatasi. Sebagaimana disebutkan di atas, penebaran ikan lele ini akan juga memanfaatkan lokasi sawah organik yang telah ada di Taman Tani ini.
Pengolahan Pupuk Organik (Padat dan Cair)
Menggunakan limbah ternak serta tanaman yang dihasilkan, Taman Tani ini juga mengolah pupuk organik, baik padat maupun cair dalam kerja sama dengan Perkebunan SVD Waturia, Magepanda, Sikka. Sama halnya dengan pelatihan pembuatan pakan, pelatihan pengolahan pupuk organik ini diberikan oleh Br. Hilarius Embu SVD. Para alumni kursus pertanian dari Cianjur juga menerapkan apa yang mereka pelajari selama kursus dengan mengolah sendiri pupuk organik di sini.
Oleh karena itu berdasarkan standar yang dipakai, pupuk yang dihasilkan mendekati kualitas pupuk SOLIS (Super Organik dan Lestari Sesawi) yang memiliki lima (5) keunggulannya, yakni : (a) mampu beri produksi tinggi pada tanaman hortikutura terutama cabe, tomat, terung, (b) mampu dan memiliki daya ikat air tinggi sehingga tanah akan tetap lembab terutama pada musim kemarau, (c) terjadi penghematan air pada daerah marjinal /daerah kurang air, (d) mampu dan memiliki daya mengikat Nitrogen tinggi dan melepaskan secara pelahan-lahan sehingga persediaan N tetap ada pada setiap saat, dan (e) memperbaiki struktur tanah dan menjadikan tanah gembur serta merangsang pertumbuhan akar tanaman.
Pengolahan Home Industry : Sari Jahe, Minyak Kelapa, Tahu Tempe dan Produk Olahan Ternak
Taman Tani Lestari Sesawi – LPPS FLORES tak hanya menghasilkan produk pertanian primer, tetapi juga menghasilkan produk olahan yang ditangani sebagai hasil karya industri rumah tangga (home industry). Hal ini bukanlah satu tapak baru tetapi telah dimulai sejak tahun 2000 dengan produk unggulan berupa Sari Jahe Sesawi Takatunga, yang kini memasuki pasar regional dan pasar nasional.
Dalam konsep pengembangannya, produk olahan yang akan dan telah dihasilkan akan memiliki merek dan label sebagai bentuk pertanggungan jawaban produsen terhadap konsumen. Dan produk yang dihasilkan ini berhubungan dengan usaha yang dijalankan di Taman Tani ini, dalam arti limpah produk olahan ini akan diserap langsung oleh pertanian, peternakan dan perikanan. Maka produk yang akan di sini antara lain, sari jahe, minyak goreng kelapa, minyak kelapa murni, tahu dan tempe, sosis dan ham babi, telur asin, dll.
membangun komitmen dan tanggung jawab bersama sebagai sebuah keluarga
Taman Tani ini sangat menyadari bahwa betapapun baiknya kursus dijalankan, hasilnya akan sangat bergantung dari kesediaan para peserta untuk melanjutkan apa yang dipelajari. Ini membutuhkan komitmen dan tanggung jawab yang tidak sedikit.
Mempelajari kenyataan yang ada di tengah masyarakat, bahwa usaha yang baik membutuhkan pengelolaan yang baik juga, maka suasana keluarga sangat diterapkan di sini. Semua peserta yang datang adalah bagian integral dari keluarga Sesawi Flores. Mereka diterima, diperlakukan dan bekerja sebagai satu keluarga, yang diharapkan menjadi kekuatan di kemudian hari, bahwa di manapun mereka ada, mereka akan didukung dan diback-up untuk mengembangkan ketrampilannya.
Persoalan tanggung jawab ini juga menyangkut biaya yang dibutuhkan oleh Taman Tani ini untuk membantu para pesertanya. Taman Tani ini tak membebani keluarga asal dari para peserta yang bergabung dan akan meneruskan kursus mereka ke tingkat yang lebih tinggi. Karena itu pengelola Taman Tani ini mengusahakan bantuan dan sponsor baik dari perorangan maupun lembaga pemerintahan dan NGO, untuk meringankan biayai kursus secara khusus biaya konsumsi bagi para peserta.
Copyright ©  Ledalero, 18 Oktober 2011 by Ansel Meo SVD

Sunday, October 16, 2011

6. BERMULA DARI VISI SESAWI FLORES UNTUK PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MANUSIA MUDA


Kehadiran Taman Tani Lestari “Sesawi” – LPPS FLORES sangat erat berkaitan dengan Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Sesawi Flores, yang disingkat dengan LPPS FLORES, yang sesungguhnya menjadi payung hukum dari seluruh visi, program, komitmen serta kegiatan Sesawi Flores.
Sebagai lembaga yang berbadan hukum, LPPS FLORES memiliki Akta Notaris dengan Nomor 28, tertanggal 17–03–2010, yang dikeluarkan oleh pejabat notaris, Clemens Nggotu SH, dan telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Tinggi Negeri Bajawa pada tanggal 28 April 2010 dibawah register bernomor W26.511/48/AT.91.08/IV/2010. Lembaga ini berkedudukan tetap di Ngorabolo, Desa Takatunga, 86461, Golewa, Ngada, Nusa Tenggara Timur.
SESAWI FLORES DAN VISINYA UNTUK MANUSIA MUDA
Lahirnya SESAWI FLORES tak terlepas dari keprihatinan akan masalah pendidikan serta pelatihan ketrampilan manusia muda dan pembiayaannya, khususnya bagi masyarakat kecil dan terpinggirkan yang hidup di desa maupun yang tinggal di kota tetapi tak memiliki sumber penghasilan yang pasti. Keprihatinan ini lahir dalam sebuah awal kecil di tahun 1996 berupa Tabungan Pendidikan Sesawi yang diprakarsai P. Anselmus Meo SVD, yang saat itu bertugas di Derry, Irlandia Utara sebagai kapelan di sebuah paroki.
Nama SESAWI sendiri sangat bernapaskan iman Kristiani. Nama ini diambil dari perumpamaan Tuhan Yesus ketika Ia mengajarkan tentang Kerajaan Sorga. “Kerajaan Sorga itu,” kata Yesus, “seumpama biji sesawi yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar daripada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya.” (bandingkan Injil Matius 13, 31-32).
Arti harafiah yang dimaksudkan tentang pohon sesawi dalam gambaran Tuhan Yesus inilah yang diambil untuk menggambarkan tentang apa itu Sesawi Flores dan untuk apa dia hadir di bumi Flores ini. Bahwa seperti perumpamaan Tuhan Yesus, SESAWI FLORES ingin menjadi sebuah tempat kehidupan (pohon) di mana anak-anak yang tak mampu secara ekonomis dibantu serta dibiayai  pendidikannya, sehingga mereka bisa memiliki harapan dan masa depan yang baik.


Dengan motto “Bersama Menuju Masa Depan yang Lebih Baik/Cerah”, SESAWI FLORES akhirnya hadir di bumi Flores dalam bentuk PROGRAM BEA SISWA SOLIDARITAS SESAWI FLORES (BS3F) pada tanggal 20 Pebruari 2000. Untuk memayunginya secara hukum diusahakan juga sebuah Yayasan SESAWI yang berdiri dengan AKTA NOTARIS nomor 65 tertanggal 13 Maret 2000. Secara praktis, Yayasan SESAWI ini tak ditindak lanjuti karena SESAWI FLORES sendiri baru mulai berkembang dan masih berjalan tertatih-tatih.
Kehadiran Program Bea Siswa ini disertai juga dengan kehadiran “Komunitas Belajar Mandiri (KBM) SESAWI FLORES” di Ende, Flores. Di tempat inilah para mahasiswa dan pelajar dibantu hingga mereka menyelesaikan pendidikan formalnya di berbagai sekolah dan perguruan tinggi di kota Ende. Kemudian dibentuk juga KBM SESAWI FLORES Unit Mataloko. Para mahasiswa/i yang berada di bawah asuhan keluarga ini tidak tinggal bersama mereka, tetapi tersebar di berbagai peguruan tinggi di Malang, JATIM, di Ruteng, Manggarai, di Kupang, Timor dan di Makassar, SULSEL.
Dalam perjalanannya, PROGRAM BS3F bagi para mahasiswa/i tak mampu ini secara sengaja dibatasi kelompok sasarannya yakni bagi para calon guru SD/SLTP yang berkomitmen untuk kembali mengabdi sebagai guru SD dan guru SMP di desa-desa. Kebijakan ini dimulai sejak bulan Agustus 2005, walaupun tetap juga memberikan perhatian bagi bidang lainnya sebagaimana diminati mahasiswa/i.
Setelah 10 tahun perjalanannya, alumni SESAWI FLORES kini berjumlah 22 orang, yang menamatkan pendidikannya di SLTP, SLTA, Diploma dan Sarjana dan kini telah memiliki pekerjaan tetap baik yang bekerja di sektor swasta maupun sebagai Guru Pegawai Negeri Sipil. Dan di tahun 2010 ini masih tercatat 15 orang pelajar dan mahasiswa/i yang tengah dibantu pembiayaan pendidikannya melalui PROGRAM BS3F.
Tekad ini disambut dengan penuh harapan yang ditunjukkan melalui gerakan para alumni dan simpatisan, yang nampak dalam AKSI SOLIDARITAS ALUMNI DAN SIMPATISAN (ASA) SESAWI FLORES, yang lahir pada hari ulang tahun ke-10 SESAWI FLORES, tanggal 20 Pebruari 2010.
LEMBAGA PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN SESAWI FLORES (LPPS FLORES)
Melihat perkembangan yang menggembirakan ini, maka pada tahun 2010 didirikan juga sebuah lembaga berbadan hukum dengan nama LEMBAGA PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN SESAWI FLORES (LPPS FLORES) yang berdiri dengan AKTA NOTARIS nomor 28 tertanggal 17 Maret 2010, yang berkantor serta berkedudukan tetap di dusun Ngorabolo, Desa Takatunga, GOLEWA 86461, NGADA, FLORES, NTT.
Maksud dan Tujuan LPPS FLORES
Sesuai dengan Pasal 3 Akta pendiriannya, Lembaga ini memiliki maksud/tujuan sebagai berikut :
Ø     Berperan serta secara aktif dalam mewujudkan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, yaitu Menciptakan masyarakat adil, makmur, sejahtera lahir dan batin.
Ø     Meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia, Sumber Daya kebudayaan, demi menunjang pembangunan di Bidang Pendidikan, Sosial, Demokrasi, Kesetaraan Gender, Hukum, Kebudayaan, Ekonomi dan Komunikasi Massa – publikasi melalui kursus-kursus, penelitian, pengkajian, diskusi, seminar dan lokakarya, pameran dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya.
Ø     Membangun manusia pembangun, yaitu manusia yang cerdas/terampil, aktif dan kreatif serta berdedikasi dengan penuh pengabdian memiliki kemampuan untuk hidup mandiri.
Usaha-Usaha Untuk Mencapai Tujuan
Sedangkan usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai Maksud dan Tujuan di atas, sebagaimana terumus dalam Pasal 4 Akta LPPS FLORES adalah:
Ø     Menyelenggarakan/mendirikan pendidikan non formal serta membuka kursus-kursus dan atau pelatihan-pelatihan kerja; pengembangan media informasi dan pendokumentasian kebijakan publik.
Ø     Menyelenggarakan kegiatan peningkatan pendapatan masyarakat kecil melalui usaha-usaha di bidang pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan /kehutanan dan usaha bersama lainnya.
Ø     Mengadakan penelitian/riset, survey/kajian-kajian ilmiah menyangkut hajat hidup orang banyak/ masyarakat dalam berbagai bidang disiplin ilmu.
Ø     Memberikan pelayanan sosial ekonomi dan advokasi dalam berbagai macam bentuk kegiatan dan pembinaan kelompok-kelompok sasaran demi usaha mengentaskan kemiskinan, meningkatkan potensi sumber daya manusia/masyarakat, jender, managemen informasi dan komunikasi.
Ø     Pendidikan kemasyarakatan dan studi kearifan lokal, penyiaran melalui bidang elektronik, buletin/majalah/ brosur/buku dan penerbitan informasi lainnya.
Ø     Mengadakan negosiasi atau hubungan kerjasama dengan badan-badan pemerintah dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat serta perorangan yang bergerak dalam bidang kegiatan sejenis baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri, dalam arti kata yang seluas-luasnya dengan mengindahkan semua peraturan perundang-undangan yang berlaku. Lembaga ini juga akan melakukan semua usaha yang perlu untuk mencapai Maksud dan Tujuan tersebut baik sendiri maupun secara bersama-sama dengan Badan-badan lainnya yang sehaluan dengan LEMBAGA ini, dengan memperhatikan dan mengindahkan semua Peraturan Pemerintah yang berlaku.
1.3.         PROGRAM PENGUATAN EKONOMI DI BIDANG PERTANIAN DAN PENYIAPAN KADER YANG BERKOMITMEN
Menindaklanjuti maksud dan tujuan lembaga ini dan untuk menopang DANA LESTARI bagi PROGRAM BEA SISWA SOLIDARITAS SESAWI FLORES, maka sejak tahun 2010 telah dimulai program penguatan ekonomi keluarga dari mana para pelajar dan mahasiswa/i berasal serta bagi masyarakat di sekitar mereka. Program ini sesungguhnya meneruskan pilihan dan komitmen yang telah dijalankan oleh Sesawi Flores selama ini.
Tujuan yang hendak dicapai tidak lain adalah kemandirian secara ekonomis dan finansial, yang ditempuh dengan melihat dan memanfaatkan kekuatan lokal dan sumber daya yang dimiliki dengan melibatkan campur tangan pihak ketiga, yakni para pemodal maupun pengambil keputusan penting seperti pemerintah. Bentuk nyata usaha yang terarah kepada kemandirian ini ialah usaha pertanian terpadu dan lestari yang diarahkan untuk mewujudkan rumah atau taman pangan lestari. Usaha pertanian terpadu ini terwujud dalam bentuk peternakan babi, peternakan bebek dan itik, pertanian hortikutur, kebun pakan dalam konsep kebun buah Plus, sawah organik serta pengembangan ikan air tawar secara khusus lele, nila dan patin.
Langkah ini diambil dengan lebih dahulu menyiapkan kader tani yang berkomitmen untuk mengembangkan konsep pertanian secara terpadu, lestari dan organik; dalam kerja sama dengan lembaga yang komit terhadap pertanian organik seperti The Learning Farm, Yayasan Karang Widya, Cianjur – Jawa Barat sejak tahun 2010.
Bersama para kader tani muda yang telah siap inilah Sesawi Flores memulai langkah kecil dan penting dengan beroperasinya Taman Tani Lestari yang komit mengembangkan konsep pertanian organik secara terpadu, lestari dan organik. Taman Tani ini diberi nama TAMAN TANI LESTARI SESAWI – LPPS FLORES, yang beroperasi sejak tanggal 1 Maret 2011, dengan diberkatinya peternakan di RT Lekosai – Mataloko, Golewa 86461, Ngada, Flores, NTT.

Copyright @ Ledalero, 13 Oktober 2011 by Anselm Meo SVD

5. MENGENAL TAMAN TANI LESTARI SESAWI - LPPS FLORES (PENGANTAR)

PENGANTAR UMUM

Beberapa seri tulisan yang akan diturunkan dalam blog ini akan memperkenalkan Taman Tani Lestari Sesawi - LPPS FLORES. Paling kurang ada 4 hal pokok yakni : 

(1) Awal Mulanya - Visi Pendidikan Sesawi Flores :

Kehadiran Taman ini tak mungkin dipisahkan dari Visi Besar dari Sesawi Flores yang menempatkan pendidikan dan pelatihan orang muda sebagai opsi karya dan keberpihakannya. Itu berarti Taman Tani ini hadir untuk mendukung secara langsung pembentukan manusia muda melalui pendidikan dan pelatihan serta upaya untuk mensponsori pembiayaannya.

(2) Taman Pangan Lestari Lewat Usaha Tani Terpadu, Lestari dan Organik, 

Konsep yang dibangun di Taman Tani ini adalah konsep Taman Pangan yang dikelola secara terpadu, lestari dan organik demi pengadaan pangan yang bermartabat dan sehat.

(3). Kader Tani Muda dan Wira Usaha Tani serta 

 Taman Pangan ini tidak mengandalkan tenaga kerja untuk mengelolanya tetapi setiap peserta kursus yang datang bergabung menjadi pengelolanya. Setelah menjadi trampil, mereka diharapkan menjadi wira usahawan tani yang mandiri, trampil dan komit terhadap pertanian oragnik.

 (4) Jaringan Pelatihan Pertanian Organik dan Upaya Animasi Komitmen terhadap Pertanian Organik.

Membentuk jejaring di bidang pertanian organik adalah cita-cita dasar Taman Tani dan Sesawi Flores. Jaringan yang telah terbentuk juga mengajak kami di Taman Tani ini mengembangkan misi dengan diutusanya kader tani ke berbagai wilayah di seluruh Indonesia.